Perintah Qurban Dalam Al-Quran dalam Surat Al-Maidah ayat 27, Ash-Shaffat ayat 102 – 107
dan Al-Kautsar ayat 2 berbunyi : "Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu; dan berqurbanlah." Jadi ibadah qurban merupakan pembuktian
kecintaan dan keikhlasan kita kepada Allah.
Sejarah Qurban
Ibadah qurban memiliki sejarah yang
begitu panjang. Allah SWT telah memerintahkan ibadah qurban kepada umat
manusia, sejak zaman Nabi Adam AS. Perintah qurban mulai diperintahkan
kepada dua putra Nabi Adam AS, yakni Habil yang berprofesi sebagai
petani dan Qabil seorang peternak. Keduanya diminta untuk berqurban
dengan harta terbaik yang mereka miliki.
Peristiwa qurban dua anak manusia itu dikisahkan dalam Alquran surat
al-Maaidah ayat 27. Allah SWT berfirman, ''Dan ceritakanlah (Muhammad)
kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) yang sebenarnya,
ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (qrban) dari orang-orang yang
bertakwa.''
Seiring bergulirnya zaman, perintah berqurban juga diterima Nabi Ibrahim
AS. Setelah melalui penantian yang begitu panjang, Ibrahim akhirnya
dikaruniai seorang putra bernama Ismail, dari istrinya yang bernama Siti
Hajar. Ia pun begitu gembira dan bahagia. Namun, kebahagiaannya
memiliki seorang putra, kemudian diuji oleh Allah SWT.
Saat berusia 100 tahun, datanglah sebuah perintah Allah SWT kepadanya
melalui sebuah mimpi. ''...Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu..?'' (QS:
as-Saffat:102). Dengan penuh keikhlasan, Ismail pun menjawab,
''...Wahai Ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepada mu;
insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.''
(QS:as-Saffat:102).
Kemudian, Nabi Ibrahim AS membawa Ismail ke suatu tempat yang sepi di
Mina. Ismail pun mengajukan tiga syarat kepada sang ayah sebelum
menyembelihnya. Pertama, sebelum menyembelih, hendaknya Nabi Ibrahim AS
menajamkan pisaunya. Kedua, ketika disembelih, muka Ismail harus ditutup
agar tak timbul rasa ragu dalam hatinya. Ketiga, jika penyembelihan
telah selesai, pakaiannya yang berlumur darah dibawa kepada ibunya,
sebagai saksi qurban telah dilaksanakan.
''Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Lalu Kami
panggil dia, 'Wahai Ibrahim!' sesungguhnya engkau telah membenarkan
mimpi itu...'' (QS: as-Saffat ayat 103-104). Ketika pisau telah
diarahkan ke arah leher Ismail, lalu Allah SWT menggantikannya dengan
seekor domba yang besar.
''Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.'' Atas
pengorbanan Ibrahim AS itu, Allah SWT berfirman, ''Dan Kami abadikan
untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
Selamat sejahtera bagi Ibrahim. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba
Kami yang beriman.'' (QS: as-Saffat:108-109).
Makna Qurban
Lalu apa makna dari perintah berqurban? Melaksanakan ibadah qurban tidak
semata-mata ibadah yang berhubungan dengan Sang Pencipta saja ,
namun lebih bermakna sosial. Inti pesan ibadah qurban adalah
solidaritas, kepedulian kepada orang yang membutuhkan. Hanya sedikit
dari orang banyak yang sadar. Hanya sedikit dari orang yang sadar itu
yang mau berjuang. Dan hanya sedikit dari yang berjuang itu yang mau
berqurban.
Pengorbanan sesungguhnya bukan hanya harta benda, melainkan juga jiwa,
raga, hati dan pikiran yang semata-mata karena Allah. Seorang yang
beriman, akan memberikan sesuatu yang paling dicintainya kepada Allah
SWT, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim AS.
Ibadah qurban sebagai bentuk ketaatan ke Allah dalam pelaksanaanya kadah hanya di anggap sebagai sebuah rutinitas tiap idul Adha... Kadang kita lihat pada saat idul Adha banyak banyak orang hanya mau mendapatkan daging sampai rela untuk berdesak-desakan bahkan kadang ada yang meninggal. Andaikan ibadah qurban bisa kita maknai secara luas, tidak akan ada kemiskinan di negeri, karena setiap saat orang rela mengorbankan hartanya demi kepentingan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar