Perkembangan matematika pada tahap
awalnya masih banyak bersangkutan dengan astronomi. Demikianlah, kita
mengenal lebih dulu trigonometri sferis/bola untuk menentukan posisi
bintang-bintang, termasuk fungsi-fungsi trigonometri. Di lain pihak,
penemuan konsep logaritma juga bermula dari persoalan astronomi ini.
Dengan kegiatan matematis-astronomis
tersebut, para ahli matematika masa lalu telah berkenalan dengan
bilangan-bilangan yang besar atau bilangan-bilangan pecahan yang banyak.
Muncul keperluan akan cara penulisan dan teknik-teknik perhitungan yang
mudah, cepat, dan tepat. Hal ini sebagian besar telah terpenuhi antara
lain dengan penerapan lambang bilangan Hindu-Arab, termasuk di dalamnya
penggunaan bilangan nol sehingga bilangan yang besar dapat ditulis
secara sederhana dengan menggunakan sistem nilai posisi. Bayangkan
bagaimana menulis bilangan 2 juta dengan Angka Romawi! Lambang bilangan
Hindu-Arab itu sendiri juga memiliki bentuk yang sederhana. Selain itu,
pecahan desimal yang sangat berguna, mulai dirintis di pertengahan abad
10 oleh antara lain Abu al-Hasan Ahmad al-Iqlidisi ( 341 H). Akan tetapi
hal itu pun belum dirasa cukup. Salah satu usaha yang ditempuh adalah
teknik “prosthaphaeresis”, yaitu mengubah perkalian atau pembagian
menjadi penjumlahan atau pengurangan.selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar