Rabu, 24 Oktober 2012

Memaknai ibadah qurban

Perintah Qurban Dalam Al-Quran dalam Surat Al-Maidah ayat 27, Ash-Shaffat ayat 102 – 107 dan Al-Kautsar ayat 2 berbunyi : "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah." Jadi ibadah qurban merupakan pembuktian kecintaan dan keikhlasan kita kepada Allah.

Sejarah Qurban
  Ibadah qurban memiliki sejarah yang begitu panjang. Allah SWT telah memerintahkan ibadah qurban kepada umat manusia, sejak zaman Nabi Adam AS. Perintah qurban mulai diperintahkan kepada dua putra Nabi Adam AS, yakni Habil yang berprofesi sebagai petani dan Qabil seorang peternak. Keduanya diminta untuk berqurban dengan harta terbaik yang mereka miliki.

Peristiwa qurban dua anak manusia itu dikisahkan dalam Alquran surat al-Maaidah ayat 27. Allah SWT berfirman, ''Dan ceritakanlah (Muhammad) kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qrban) dari orang-orang yang bertakwa.''

Seiring bergulirnya zaman, perintah berqurban juga diterima Nabi Ibrahim AS. Setelah melalui penantian yang begitu panjang, Ibrahim akhirnya dikaruniai seorang putra bernama Ismail, dari istrinya yang bernama Siti Hajar. Ia pun begitu gembira dan bahagia. Namun, kebahagiaannya memiliki seorang putra, kemudian diuji oleh Allah SWT.

Saat berusia 100 tahun, datanglah sebuah perintah Allah SWT kepadanya melalui sebuah mimpi. ''...Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu..?'' (QS: as-Saffat:102). Dengan penuh keikhlasan, Ismail pun menjawab, ''...Wahai Ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepada mu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.'' (QS:as-Saffat:102).

Kemudian, Nabi Ibrahim AS membawa Ismail ke suatu tempat yang sepi di Mina. Ismail pun mengajukan tiga syarat kepada sang ayah sebelum menyembelihnya. Pertama, sebelum menyembelih, hendaknya Nabi Ibrahim AS menajamkan pisaunya. Kedua, ketika disembelih, muka Ismail harus ditutup agar tak timbul rasa ragu dalam hatinya. Ketiga, jika penyembelihan telah selesai, pakaiannya yang berlumur darah dibawa kepada ibunya, sebagai saksi qurban telah dilaksanakan.

''Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Lalu Kami panggil dia, 'Wahai Ibrahim!' sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu...'' (QS: as-Saffat ayat 103-104). Ketika pisau telah diarahkan ke arah leher Ismail, lalu Allah SWT menggantikannya dengan seekor domba yang besar.

''Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.'' Atas pengorbanan Ibrahim AS itu, Allah SWT berfirman, ''Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Selamat sejahtera bagi Ibrahim. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.'' (QS: as-Saffat:108-109).

Makna Qurban
Lalu apa makna dari perintah berqurban? Melaksanakan ibadah qurban tidak semata-mata ibadah yang berhubungan dengan Sang Pencipta saja , namun lebih bermakna sosial. Inti pesan ibadah qurban adalah solidaritas, kepedulian kepada orang yang membutuhkan. Hanya sedikit dari orang banyak yang sadar. Hanya sedikit dari orang yang sadar itu yang mau berjuang. Dan hanya sedikit dari yang berjuang itu yang mau berqurban.
Pengorbanan sesungguhnya bukan hanya harta benda, melainkan juga jiwa, raga, hati dan pikiran yang semata-mata karena Allah. Seorang yang beriman, akan memberikan sesuatu yang paling dicintainya kepada Allah SWT, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim AS.
Ibadah qurban sebagai bentuk ketaatan ke Allah dalam pelaksanaanya kadah hanya di anggap sebagai sebuah rutinitas tiap idul Adha... Kadang kita lihat pada saat idul Adha banyak banyak orang hanya mau mendapatkan daging sampai rela untuk berdesak-desakan bahkan kadang ada yang meninggal. Andaikan ibadah qurban bisa kita maknai secara luas, tidak akan ada kemiskinan di negeri, karena setiap saat orang rela mengorbankan hartanya demi kepentingan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar