Senin, 26 November 2012

Ibnu Yunus dan prosthapaeresis

Perkembangan matematika pada tahap awalnya masih banyak bersangkutan dengan astronomi. Demikianlah, kita mengenal lebih dulu trigonometri sferis/bola untuk menentukan posisi bintang-bintang, termasuk fungsi-fungsi trigonometri. Di lain pihak, penemuan konsep logaritma juga bermula dari persoalan astronomi ini.
Dengan kegiatan matematis-astronomis tersebut, para ahli matematika masa lalu telah berkenalan dengan bilangan-bilangan yang besar atau bilangan-bilangan pecahan yang banyak. Muncul keperluan akan cara penulisan dan teknik-teknik perhitungan yang mudah, cepat, dan tepat. Hal ini sebagian besar telah terpenuhi antara lain dengan penerapan lambang bilangan Hindu-Arab, termasuk di dalamnya penggunaan bilangan nol sehingga bilangan yang besar dapat ditulis secara sederhana dengan menggunakan sistem nilai posisi. Bayangkan bagaimana menulis bilangan 2 juta dengan Angka Romawi! Lambang bilangan Hindu-Arab itu sendiri juga memiliki bentuk yang sederhana. Selain itu, pecahan desimal yang sangat berguna, mulai dirintis di pertengahan abad 10 oleh antara lain Abu al-Hasan Ahmad al-Iqlidisi ( 341 H). Akan tetapi hal itu pun belum dirasa cukup. Salah satu usaha yang ditempuh adalah teknik “prosthaphaeresis”, yaitu mengubah perkalian atau pembagian menjadi penjumlahan atau pengurangan.selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar